Identitas Novel
“LASKAR PELANGI”
Judul
buku
: Laskar Pelangi
Pengarang
: Andrea Hirata
Penerbit
: Bentang
Kota
tempat terbit : Jl. Pandega Padma 19,
yogyakarta
Tahun
terbit
: Cetakan III, Juli 2007
Tebal
: 533 halaman
Harga
: Rp.69.000,-
SINOPSIS Novel
Diawali saat SD Muhammadiyah,
sekolah kampung di Belitong dengan fasilitas yang sangat terbatas bahkan minus,
membuka pendaftaran untuk murid baru kelas satu. Hingga saat saat terakhir
pendaftaran hanya 9 orang anak yang mendaftar dan siap masuk kelas di hari
pertama.
Jika tak
ada Harun, seorang anak berusia 15 tahun dengan keterbelakangan mental, yang
disekolahkan oleh ibunya agar tidak cuma mengejar anak ayam di rumah, tentu
tidak pernah terjadi kisah ini. Ikal tidak akan pernah bertemu, berteman satu
kelas dengan Lintang, Mahar, Syahdan, A Kiong, Kucai, Borek alias Samson,
Sahara, Trapani, dan Harun. Tidak akan pernah bertemu Bu Muslimah, guru penuh
kasih namun penuh komitmen untuk mencerdaskan anak didiknya. Selanjutnya
dikisahkan ragam kejadian yang penuh suka dan duka dari kesepuluh anak anggota
Laskar Pelangi. Nantinya di tengah cerita Laskar Pelangi mendapat anggota
kesebelas, anggota wanita kedua, Flo.
Dan bagian
pertama ini ditutup dengan kesedihan mendalam yang sangat mengharukan saat
Laskar Pelangi harus merelakan perginya seorang teman yang kurang beruntung
Bagian pertama itu mengambil rentang waktu dari hari pertama Laskar Pelangi
masuk kelas satu Sekolah Dasar Muhammadiyah hingga empat bulan menjelang
Ebtanas SMP di gedung sekolah yang sama dengan orang-orang yang sama .
Pada bagian kedua, kisah ini
melompat dua belas tahun kemudian saat Laskar Pelangi telah menjadi sosok sosok
dewasa yang harus berjuang menggapai peruntungannya dalam kehidupan nyata.
Masing masing menjalani suratan hidupnya yang sudah ditetapkan. Ada yang
berjalan sesuai citacita nya, ada yang tidak terduga lompatannya, ada juga yang
menyerah pada nasib yang sudah tergambar jelas sejak dahulu.
Dan akhirnya pun mereka semua dengan perjuangan yang keras dan
gigih dapat mendapatkan apa yang mereka cita-citakan.
Unsur Intrinsik Novel
Unsur intrinsik dalam novel adalah unsur-unsur yang secara
langsung turut serta membangun cerita. Kepaduan antar bebagai unsur intrinsik
inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Adapun pemaparan mengenai unsur
intrinsik serta kepaduan antara unsur yang membangun novel Laskar Pelangi
adalah sebagai berikut:
1. Tema
Tema utama dalam novel “Laskar
Pelangi” ini adalah pendidikan. Namun uniknya tema pendidikan ini diselingi
oleh kisah persahabatan yang erat antara anggota ‘Laskar Pelangi’. Tema
pendidikan ini sendiri dipadukan dengan tema ekonomi. Namun tema pendidikan lah
yang lebih menonjol
2. Plot/Alur
Alur yang digunakan pado
novel Laskar Pelangi ini adalah Alur maju
Alasan : karena penulis menceritakan kejadian dari awal hingga
akhir, sehingga membuat pembaca penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.
Tahapan Alur
Tahap penyituasian :
Yaitu pada saat hari pertama penerimaan murid baru di
SD Muhamadiyah kekurangan seorang murid dan sekolah hampir ditutup, namun
dengan kehadiran seorang murid yang bernama Harun telah menyelamatkan
pembodohan di kampung paling miskin di pulau belitong yang kaya akan tambang
timah. ( halaman 1-8 )
Tahap pemunculan konflik :
Ketika Bu Mus dengan segala usahanya dan semangat kesepuluh laskar
pelangi mampu berjuang dan melewati masa-masa sulit serta kebahagiaan bersama.
( halaman 157 )
Tahap peningkatan konflik :
Ketika Mahar dan Lintang berusaha mengharumkan nama SD SMP
Muhamadiyah lewat kemahiran dan kepintaran mereka dalam perlombaan cerdas
cermat dan karnaval saat perayaan HUT RI dan mampu mengalahkan sekolah
milik PN Timah.(halaman 363)
Tahap klimaks :
Pada saat Lintang si murid paling jenius di antara yanglainnya
meninggalkan bangku sekolah karena ia harus mengurus adik-adiknya setelah
kematian Ayahnya. Di sanalah akhir dari cerita perjuangan para kesepuluh
Laskar Pelangi. ( halaman 430 )
Tahap penyelesaian :
Yaitu pada saat tembok PN Timah mampu dihancurkan dan kemiskinan
dapat dilawan oleh rakyat Belitong. Dan kebahagiaan yang akhirnya mampu diraih
oleh kesepuluh laskar pelangi.(halaman 481 )
3. Tokoh dan Penokohan
Aku sebagai ikal
tokoh ‘aku’ dalam cerita ini. Ikal yang selalu menjadi
peringkatkedua
merupakan anak yang pintar. Ia sangat menyukai sastra, terlihat
darikesehariannya yang senag menulis puisi. Ia menyukai A Ling sepupu dariA
Kiong
Watak
: tidak mudah ,putus asa,setia kawan dan tegar.
Pak K.A. Harpan Noor
Bernama
lengkap N.A. Harfan Efendi Noor bin K.A. FadilahZein Noor. Ia adalah orang yang sangat baik hati dan penyabar meskimurid – murid awalnya takut untuk melihatnya.
Seperti pada saat beliau bercerita tentang kisah para nabi, semua murid
sangat senang dan ketika beliau pulang murid-muridnya selalu menatap
lekat-lekat pada dirinya.
Watak
: Baik hati, Ramah , dan Sabar
Metode
: dialog antar tokoh
Kutipan
Novel : “kemudian dalam
waktu yang amat singkat beliau telah
Merebut hati kami”(hal 22) “
Erin
Watak
:
cerdas,agamais,baik hati.
Metode
: pemaparan penulis
Kutipan
Novel : “ia cerdas,agamais,cantik,dan
baik hati” (hal 443 bab 31
Zaal batu)
Ibu N.A.
muslimah Hafsari
Bernam
lengkap N.A. Muslimah Hapsari Hamid binti K.A.Abdul
Hamid. Dia adalah Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi dan berhatilembut
Watak
: sabar, baik hati dan penyayang.
metode
: dialog Tokoh
Kutipan novel : “shalatlah tepat waktu ,biar
dapat pahala lebih banyak ,
demikian bu mus selalu menasihati kami “ (hal 31)
ü Lintang
Teman Ikal yang luar biasa jenius. Lintang telah
menunjukkanminat
besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya
bekerja sebagai nelayanmiskin yang
tidak memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota
keluarga. Cita-citanya terpaksa ia tinggalkan agar ia dapat bekerja
untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnyameninggal
Watak
:
pantang menyerah dan cerdas
metode
: Tindakan/tingkah laku tokoh
Kutipan
Novel :“yang lebih menakjubkan adalah semua pengetahuan itu
ia pelajari sendiri dengan membaca bermacam buku milik
kepala sekolah kami jika ia mendapat giliran tugas
menyapu di ruangan beliau “ (hal 119)
ü Mahar
Tampan, ia memiliki bakat dan minta besar pada seni.
Pertamadiketahui ketika tanpa sengaja Bu Mus menunjuknya untuk bernyanyi didepan kelas saat pelajaran
seni suara
Watak :
kreatif, imajinatif dan cerdas.
metode
: pemaparan penulis
kutipan novel : “ dia memang seorang eksentrik yang
berdiri di area
abu-abu antara imajinasi dan kenyataan ,tapi tak
diragukan bahwa ia cerdas ,pemikirannya terstruktur
dengan baik ,dengan pengetahuan dunia gaib nya yang
mat luas “(hal 393)
ü Trapani
Pria tampan yang pandai dan baik hati ini sangat
mencintaiibunya. Dan apapun yang ia lakukan harus selalu didampingi
ibunya.Seperti misalnya ia akan tampil sebagai band yang di komando olehMahar, ia tidak mau
tampil jika tidak ditonton Ibunya
Watak
: manja ,cerdas,rupawan.
metode : pemaparan
penulis
kutipan novel :“ sekali lagi
kulihat wajah mereka ,harun yang mudah
senyum ,trapani yang rupawan, syahdan
yang liliput,kucai
yang sok gengsi , sahara yang ketus ,a kiong yang polos
dan pria kedelapan yaitu samson yang duduk seperti
patung ganesha.” (hal 85)
ü Kucai
Ketua
kelas sepanjang generasi sekolah Laskar Pelangi. Laki-lakiini sejak kecil terlihat bisa menjadi politikus
dan akhirnya diwujudkanketika ia dewasa menjadi ketua fraksi di DPRD
Belitong.
Watak
: lemot , susah diatur ,banyak bicara,optimis,berjiwa
Pemimpin
metode
: pemaparan penulis
kutipan
novel : “pada halaman 69-70 bab 9
penyakit gila no 5”
ü Sahara
Satu-satunya gadis dalam anggota laskar pelangi.
Merupakangadis keras kepala yang berpendirian kuat yang sangat
patuh pada agamaterbukti ia merupakan gadis berjilbab yang cantik dan
selalu rajinmenunaikan sholat dan mengaji, gadis yang ramah dan
pandai, ia baik kepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang semenjak
mereka masuk sekolah
sudah ia basahi dengan air dalam termosnya
watak
: temperamental, ketus, skeptis, susah diyakinkan dan
tidak mudah terkesan. Sahara Sangat menjujung tinggi
nilai kejujuran. Ia paling tidak suka berbohong
metode
: dialog antar tokoh
kutipan novel
: “pada bab24 tuk bayan tula hal
301”
ü Flo
Bernama asli Floriana. Seorang anak tomboy yang berasal
darikeluarga kaya. Dia tidak sombong walaupun menjadi anak
orang kaya.
Buktinya ia malah berkeinginan untuk
bersekolah di SD SMPMuhamadiyah dan sama sekali tidak merasa malu.
Watak
: menyenangkan, pandai beradaptasi cantik ,rendah hati .
metode
: Pemaparan pengarang
kutipan novel
:”ternyata flo adalah pribadi yang sangat menyenangkan
,ia Memiliki
kemampuan beradabtasi yang luarbiasa. Ia cantik dan sangat rendah
hati,sehingga kami betah di dekatnya” (hal 359)
ü A kiong
Kendatipun ia memiliki wajah yang buruk rupa, ia
memilikirasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong padasiapapun kecuali
Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyatamereka berdua saling
mencintai
Watak
: baik
, agnostik,dan sedikit aneh
metode
: tingkah laku tokoh dan
pemaparan penulis
kutipan novel : “a
kiong malah semakin senang . Ia masih sama sekali tak
menjawab.ia tersenyum lebar ,matanya yang sipit
menghilang” (hal 27)
“akiong
sempat menjalani hidup sebagai seorang
agnostik,yaitu orang yang percaya kepada tuhan tapi
tidak
memeluk agama apapun”(hal 464)
ü Harun
Pria
yang memiliki keterbelakangan mental dan memulai sekolahdasar ketika ia berumur
15 tahun. Laki-laki jenaka ini senantiasa berceritatentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yangmasing-masing
berbelang tiga pada tanggal tiga pada tanggal tiga kepadaSahara dan senang
sekali menanyakan kapan libur lebaran kepada Bu Mus
Watak
: baik tetapi agak keterbelakangan mental.
metode
: pemaparan penulis
kutipan novel : “pria
itu adalah harun pria jenaka sahabat kami semua
,yang sudah berusia 15 tahun dan agak terbelakang
mentalnya (hal 7)
ü Borek
Pria besar maniak otot dan selalu menjaga citranya
sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli di toko milik A
Kiong danSahara
Watak
: nakal dan susah diatur.
metode
: tingkah laku tokoh
kutipan novel
:“ kucai didudukkan berdua bukan karena
mirip tapi
karena sama sama susah diatur” (hal 14)
4. Latar
a.
TEMPAT
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di sebuah
sekolah bernama
SD Muhammadiyah yang terletak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong
Timur, Sumatera Selatan. Namun, ada pula yang latarnya adalah di rumah, pohon,
gua, tepi pantai, pasar dan lain-lain tapi masih di kawasan Belitong.
Di sekolah
“seluruh hadirin terperanjat karena trapani berteriak smabil
menunjuk
kepinggir
lapangan rumput luas halaman sekolah itu “ (hal 6)
Dibawah pohon
“kucai mengangkangi dahan
tertinggi ,sedangkan sahara ,satu –satunya
betina dalam kawanan itu
,bersilnang kaki di atas dahan terendah “
(hal 159)
Di gua
“ kami terus merambah masuk
sampai beratus – ratus meter tapi tak
menumukan tanda-tanda gua itu akan berakhir “(hal 396)
Dirumah
“kotak kapur yang ada tulisan pesang Aling itu kusimpan
dikamarku
seperti benda koleksi yang bernilai tinggi “ (hal 258)
b. SUASANA
menyenangkan
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana senang
ialah saat tim
cerdas cermat SD Muhammadiyah berhasil memenangkan pertandingan.
“Ketika
lintang mengangkat tinggi-tinggi trofi besar kemenangan”(hal
384)
Menegangkan
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana cemas
ialah saat Pak
Harfan, Bu Muslimah dan calon murid SD Muhammadiyah
beserta orang tuanya
menunggu untuk menggenapkan calon siswa yang mendaftar
agar sekolah tidak
ditutup.
suasana kelas menjadi
tegang,kami harap mahar segera meminta maaf
dan menyatakan pertobatan tapi
sungguh sial,ia malah menjawab
dengan nada bantahan”(hal 351)
menyedihkan.
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana sedih
ialah saat Ikal,
teman-temannya dan Bu Muslimah berpisah dari Lintang yang
memutuskan
berhenti sekolah karena harus mengurusi keluarga yang ditinggal
mati ayahnya.
“aku tak sanggup menatap wajah nya yang pilu dan
kesedihanku yang
mengharu biru telah mencurahkan habis air mataku ,tak dapat aku
tahan tahan sekuat apapun aku berusaha “ (hal 433)
c.
KAPAN
pagi hari
“bagiku pagi itu adalah pagi yang tak terlupakan “ (hal
14)
sore hari
“situasi makin kacau ketika
sore itu berita kunjungan burung pelintang
menyebar ke kampong dan
beberapa nelayan batal melaut” (hal 187)
malam hari
"malam ini kami
menginapdi masjid al-hikmah karena subuh nanti kami
mempunyai
acara seru ,yaitu naik gunung “ (hal 285)
5. Sudut Pandang
Sudut
pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertamapelaku
utama karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata ‘aku’. Tokoh‘aku’
dalam novel ini diceritakan paling dominan sehingga si tokoh ‘aku’ dapat
dikatakan sebagai tokoh atau pelaku utama.
Kutipan Novel:
“aku hanya sendirian .jika ada
orang lain aku berani lebih frontal “ (hal 88)
6. Gaya Bahasa
Penulis memakai gaya bahasa
campuran Karena penulis masih memakai bahasa-
bahasa asing (memakai kata
serapan)
Kutipan Novel :
“Papilio blumei, kupu-kupu tropis yang
menawan berwarna hitam bergaris biru-biru itu mengunjungi pucuk ficilium”
(hal 157 )
Majas Hiperbola
Kami
menari seperti dirasuki roh Lucifer si raja hantu.
Namun
tak lama kemudian antara tidur dan terjaga aku mendengar suara gemericik air
seperti jutaan semut berdatangan.
Majas pras protato
“Saya
belum melihat batang hidungnya”, Borek bertingkah.
Majas Satire
“Ampun!
Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!”, Bu Mus menyindir.
Ibunda
guru harus tahu anak-anak ini kelakuannya seperti setan.
Majas Enumarasio
Laut
tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur
perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya.
Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu
lukisan yang haromonis, itulah keindahan sejati.
Majas Personifikasi
Buah
dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual.
Simploke
“Kau
bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku
bilang terserah aku”. Borek sinis
7. Amanat
• Jangan mudah menyerah oleh keadaan (jangan putus asa)
• hiraukan orang yang menggangumu, teruslah berjalan jika
menurutmu itu benar.
• Dari bersekolah dengan sungguh-sungguh cita-cita akan
tercapai walaupun dengan usaha dan perjuangan yang sulit.
• Hidup ini dapat kita lalui dengan bahagia apabila kita
semangat dalam menjalankan kewajiban kita, dan sabar dalam menghadapi cobaan
Unsur Ekstrinsik Novel
unsur
intrinsik, dalam novel “Laskar Pelangi” ini amat kental dengan pengaruh unsur
ekstrinsik. Unsur ekstrinsik yang ada dalam novel tidak lepas dari latar
belakang kehidupan pengarang entah itu dari segi budaya yang dipegang,
kepercayaan, lingkungan tempat tinggal dan lain sebagainya. Ada pun beberapa
unsur ekstrinsik yang dibahas antara lain :
1.
tempat tinggal
Lingkungan tempat tinggal
pengarang mempengaruhi psikologi penulisan
novel. Apalagi novel “Laskar
Pelangi” merupakan adaptasi dari cerita nyata
yang dialami oleh pengarang
langsung. Letak tempat tinggal pengarang
yang jauh berada di Desa
Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur,
Sumatera Selatan ternyata
benar-benar dijadikannya latar tempat bagi
penulisan novelnya.
2. sosial budaya
Pada novel ini banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya
masyarakat yang bertempat tinggal di Belitong. Adanya perbedaan status antara
komunitas buruh tambang dan komunitas pengusaha yang dibatasi oleh tembok
tinggi merupakan latar belakang sosial. Dimana interaksi antara kedua komunitas
ini memang ada dan saling ketergantungan. Komunitas buruh tambang memerlukan
uang untuk melanjutkan kehidupan, sedang komunitas pengusaha memerlukan tenaga
para buruh tambang untuk menjalankan usaha mereka.
Kutipan Novel :
“ sekolah kami tidak pernah dikunjungi
pejabat ,sekolah kami tidak di jaga kerena tidak ada benda berharga yang layak
dicuri “ (hal 18)
“sekolah-sekolah PN Timah berada dalam kawasan gedong .sekolah
ini berdiri megah di bawah naungan Aghatis”(hal 58)
3. agama
Latar belakang religi atau agama
si pengarang sangat terlihat seperti
pantulan
cermin dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Nuansa keislamannya begitu
kental.
Dalam beberapa penggalan cerita, pengarang sering kali menyelipkan
pelajaran-pelajaran mengenai keislaman.
Kutipan Novel :
”bisiknya ketika kami sedang
khatam Al-Quran di masjid al-hikmah “
(hal 253)
4. Ekonomi
Sebagian masyarakat Belitong
mengabdikan dirinya pada perusahaan-
perusahaan timah. Digambarkan dalam novel bahwa Belitong adalah pulau
yang kaya
akan sumber daya alam. Namun tidak semua masyarakat Belitong
bisa
menikmati hasil bumi itu. PN memonopoli hasil produksi, sementara
masyarakat
tertindas di tanah mereka sendiri. Latar belakang ekonomi dalam
novel ini
diambil dari kacamata masyarakat belitong kebanyakan yang tingkat
ekonominya
masih rendah. Padahal sumber daya alamnya
tinggi.
Kutipan novel :
“PN tidak hanya memonopoli faktor produksi
terpenting tapi juga mewarisi mental bobrok feodalstis ala belanda “ (hal 40)
5. Pendidikan
Dalam novel ini terkandung
banyak sekali nilai-nilai pendidkan yang
disampaikan
pengarang. Pengarang tidak hanya bercerita, tapi juga
menyajikan berbagai ilmu
pengetahuan yang diselipkan di antara
ceritanya. Begitu banyak
cabang ilmu pengetahuan yang diselipkan antara lain
seperti sains (fisika, kimia,
biologi, astronomi). Pengarang gemar sekali
memasukkan istilah-istilah asing
ilmu pengetahuan yang tertuang dalam
cerita. Ini menandakan bahwa
pengarangnya memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi.
Kutipan novel :
“untuk biologi,matematika ,dan semua
variantnya :ilmu ukur ,aritmetika ,aljabar ,dan ilmu ilmu pengetahuan alam bu
mus berani bertanggung jawab “ (hal 124)
“ bahwa sore ini mereka akan
menari di pucuk filicium “ (hal 159)
Tentang Penulis
Latar Belakang Pengarang
Andrea Hirata lahir di Belitong.
Meskipun studi mayornya ekonomi, ia amatmenggemari sains (fisika, kimia,
biologi, astronomi) dan tentu saja sastra. Edensor adalah novel ketiganya
setelah novel – novel best seller Laskar Pelangi dan SangPemimpi. Andrea lebih
mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademis dan backpaper. Sekarang ia
tengah mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di KyeGompa, desa tertinggi di
dunia, di Himalaya. Andrea berpendidikan ekonomi dariUniversitas Indonesia. Ia
mendapat beasiswa dari Uni Eropa untuk studi master of science di
Universitas de Paris, Sorbonne, Prancis, dan Sheffield HallamUniversity, United
Kingdom. Tesis Andra di bidang Ekonomi telekomunikasimendapat penghargaan dari
kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude.Tesis itu telah diadaptasi ke
dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teoriekonomi telekomunikasi pertama
yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai
referensi ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung dam masih bekerja di
kantor pusat PT Telkom. Hobinya naik komidi putar
pandangan hidup pengarang
Penulis adalah seorang yang
optimis dan bersemangat dalam menjalani hidupnya,terutama dalam hal pendidikan.
Ia selalu mendeskripsikan hidup sebagai suatu tantangan bagi penulis hidup
teka-teki yang harus dicari jawabnya
Kelebihan Novel
“Laskar Pelangi”
1. Novel ini benar benar memberikan inspirasi bagi
siapa saja yang ingin sukses dan berhasil.
2. Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara satu bagian
dengan bagian yang lain harmonis dan dapat
menimbulkan rasa penasaran pembaca. Karena
dalam penceritaan isi novel tidak berbelit-belit.
3. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam
kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang
gagah berani dalam kisah tokoh utama buku ini.
Kekurangan Novel
“Laskar Pelangi”
1.
Bahasa yang digunakan tetap bahasa Indonesia
tetapi tidak jarang kita jumpai bahasa daerah yang dimana tempat kejadiannya
adalah Belitung, yaitu pulau terpencil yang ada di Sumatra. Sehingga mungkin
sedikit membingungkan pembaca
.
1.
hanya terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini
sudah ditutup pada bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan kejatuhan Babel
(Bangka Belitung) yang dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik, menurut saya
menjadi ekor cerita yang membingungkan. Karena penutur ”Aku” secara tiba-tiba
menjadi orang lain, dan bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi sebuah kemubaziran.
Sama persis seperti seorang pelukis yang seharusnya berhenti menguaskan catnya
pada bidang lukis yang sudah sempurna, tapi kemudian menjadi berantakan karena
sebuah goresan yang tidak perlu.
Pendapat Akhir
Novel Laskar Pelangi ini menunjukan
bahwa mimpi, semangat dan niat yang kuat dapat mengalahkan apapun cobaan dalam
hidup ini. Terbukti pada perjuangan 10 anak - anak Indonesia yang tinggal di
daerah yang terpencil dan mungkin luput dari pengelihatan kita tetapi mereka
membuktikan bahwa situasi mereka di waktu itu tidak akan menghalangi mereka
menggapai impian mereka. Sehingga novel ini dapat menginspirasi dan memberikan
letupan semangat gairah hidup untuk tetap berani bermimpi dan berusaha keras
mewujudkan impiannya setelah membaca novel ini